Sedia Bibit Jati Solomon Kultur Jaringan
1. Plantlet dari Laboratorium
Bibit Jati yang kita kembangkan yaitu Jati solomon, kelebihan dari perkembangbiakan secara kultur jaringan adalah : Pertumbuhan seragam, bebas penyakit, pertumbuhan cepat dan usia panen menjadi cepat.
Jati (Tectona grandis) terkenal sebagai kayu komersial bermutu
tinggi, termasuk dalam family Verbenaceae. Penyebaran alami meliputi
negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Di Indonesia jati terdapat di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton,
Maluku Dan Nusa Tenggara. Pohon jati cocok tumbuh di daerah musim
kering agak panjang sekitar 3-6 bulan pertahun. Curah hujan yang
dibutuhkan rata-rata 1250-1300 mm/tahun dengan temperatur rata-rata
22-260C. Jati umumnya tumbuh pada tanah bertekstur sedang dengan pH
netral hingga asam. Kayu jati termasuk kelas kuat I dan kelas awet II .
Penyebab keawetan dalam kayu teras jati adalah tectoquinon (2-methylan
thraquinone). Kayu jati mengandung 47,5% selulosa, 30% lignin,
14,5%pentosan, 1,4% abu dan 0,4-1,5% silika.
Kayu jati banyak
digunakan untuk bantalan rel kereta api, tiang jembatan, mebel, balok
dan gelagar rumah, serta kusen, pintu, dan jendela.
Perkembangan
teknologi khususnya dalam bidang rekayasa genetik (pemuliaan pohon/tree
improvement) dan kultur jaringan telah menghadirkan jati varietas
unggul. Jati yang dihasilkan diharapkan memiliki keunggulan komporatif
berdaur pendek (10-15 tahun), sedikit cabang, batang lurus dan
silindris, maka lahirlah jati varietas Solomon.
Ahli kehutanan
menyatakan bahwa semua jenis pohon penghasil kayu cepat tumbuh akan
menghasilkan kualitas kayu (kelas awet dan kelas kuat) yang lebih rendah
dibandingkan dengan pohon yang berumur maksimal. Tetapi pengusaha kayu
menyatakan bahwa masalah kualitas kayu sudah dapat dipecahkan dengan
teknologi industri. Sifat mudah diolah dan dibentuk dari pohon cepat
tumbuh dapat didifusikan sesuai keinginan pasar. Tingkat kekerasannya
juga dapat direkayasa dengan teknik pengovenan.
2. Bibit Jati solomon di Greenhouse
3. Bibit Jati Area Transplanting
Morfologi
a. Daun dan Tajuk
Daun lebar panjang 25-50 cm, lebar 15-35 cm dengan letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bentuk tajuk rimbun.
b. Batang
Pada kondisi bagus dapat mencapai tinggi 30-40 meter. Pada habitat kering, pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar dan membentuk semak. Pada daerah yang bagus, batang bebas cabang 15-20 m atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan.
c. Bunga dan Buah
Masa berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus setiap tahunnya. Ukuran bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar.
Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg.
Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 6x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.
d. Akar
Jati memilki 2 jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya menegakan pohon agar tidak mudah roboh, sedangkan akar serabut merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk mencari air dan unsur hara. Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek pucuk dan pembiakan generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar (kalau mau beli bongkar dulu akarnya) . Bibit jati Solomon stek pucuk mempunyai akar menyamping (kiri kanan, depan belakang seperti cakar), sedangkan bibit selain stek pucuk akarnya menghujam ke bawah.
Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.
e. Kayu
Pohon jati merupakan jenis pohon tropis dan sub tropis dikenal sejak abad ke-9 sebagai pohon dengan kualitas tinggi dan awet sampai 500 tahun. Kayunya berwarna kemerah-merahan. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda keabu-abuan.
Daun lebar panjang 25-50 cm, lebar 15-35 cm dengan letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bentuk tajuk rimbun.
b. Batang
Pada kondisi bagus dapat mencapai tinggi 30-40 meter. Pada habitat kering, pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar dan membentuk semak. Pada daerah yang bagus, batang bebas cabang 15-20 m atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan.
c. Bunga dan Buah
Masa berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus setiap tahunnya. Ukuran bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar.
Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg.
Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 6x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.
d. Akar
Jati memilki 2 jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya menegakan pohon agar tidak mudah roboh, sedangkan akar serabut merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk mencari air dan unsur hara. Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek pucuk dan pembiakan generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar (kalau mau beli bongkar dulu akarnya) . Bibit jati Solomon stek pucuk mempunyai akar menyamping (kiri kanan, depan belakang seperti cakar), sedangkan bibit selain stek pucuk akarnya menghujam ke bawah.
Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.
e. Kayu
Pohon jati merupakan jenis pohon tropis dan sub tropis dikenal sejak abad ke-9 sebagai pohon dengan kualitas tinggi dan awet sampai 500 tahun. Kayunya berwarna kemerah-merahan. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda keabu-abuan.
Jati (Tectona) yang dikenal luas ada 3 jenis, yaitu;
1. Tectona grandis Linn f. (Jati Indonesia diperkirakan asalnya dari India)
2. Tectona hamiltoniana wall (Tumbuh di daerah kering Myanmar)
3. Tectona phillipinensis Benth & Hooker (tumbuh di Filipina sebagian pulau ling Mindoro dan Batangas)
Tectona grandis diakui memilki kelas awet dan kelas kuat yang terbaik. Kelas awet merupakan kekuatan alami kayu terhadap serangan serangga, sementara kelas kuat merupakan ketahanan alami kayu terhadap beban mekanis. Tectona grandis (jati) Indonesia var Solomon mempunyai kelas awet tingkat I dan II serta kelas kuat tingkat I sehingga kayu jati Indonesia merupakan kayu jati terbaik di dunia dengan harga yang sangat mewah (sesuai kualitas kayu).
1. Tectona grandis Linn f. (Jati Indonesia diperkirakan asalnya dari India)
2. Tectona hamiltoniana wall (Tumbuh di daerah kering Myanmar)
3. Tectona phillipinensis Benth & Hooker (tumbuh di Filipina sebagian pulau ling Mindoro dan Batangas)
Tectona grandis diakui memilki kelas awet dan kelas kuat yang terbaik. Kelas awet merupakan kekuatan alami kayu terhadap serangan serangga, sementara kelas kuat merupakan ketahanan alami kayu terhadap beban mekanis. Tectona grandis (jati) Indonesia var Solomon mempunyai kelas awet tingkat I dan II serta kelas kuat tingkat I sehingga kayu jati Indonesia merupakan kayu jati terbaik di dunia dengan harga yang sangat mewah (sesuai kualitas kayu).
Untuk harga kayu jati utamanya dalam
bentuk kayu bulat (bagian batang yang terbentuk bundar memanjang dari
pohon jati) ditentukan oleh;
a. Besarnya diameter
- Sortimen kayu bundar kecil (KBK-A1) = diameter antara 4-19 cm
- Sortimen kayu bundar sedang (KBS-A2) = diameter antara 20-29 cm
- Sortimen kayu bundar besar (KBB-A3) = diameter diatas 30 cm.
b. Mutu dari masing-masing sortimen, terdiri dari;
- A-1 dan A-2 didasarkan pada persyaratan cacat, terdiri dari;
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
- A-3 didasarkan pada persyaratan cacat dan hasil, terdiri dari;
. mutu utama (U)
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
. mutu kelima (L)
Umumnya pohon jati dapat mencapai ketinggian 30-50 m dengan batang bebas cabang anatara 10-20 m dengan diameter 230 cm, akan tetapi pada umumnya jati dengan diameter 30-50 cm sudah termasuk besar dengan nilai ekonomis tinggi.
a. Besarnya diameter
- Sortimen kayu bundar kecil (KBK-A1) = diameter antara 4-19 cm
- Sortimen kayu bundar sedang (KBS-A2) = diameter antara 20-29 cm
- Sortimen kayu bundar besar (KBB-A3) = diameter diatas 30 cm.
b. Mutu dari masing-masing sortimen, terdiri dari;
- A-1 dan A-2 didasarkan pada persyaratan cacat, terdiri dari;
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
- A-3 didasarkan pada persyaratan cacat dan hasil, terdiri dari;
. mutu utama (U)
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
. mutu kelima (L)
Umumnya pohon jati dapat mencapai ketinggian 30-50 m dengan batang bebas cabang anatara 10-20 m dengan diameter 230 cm, akan tetapi pada umumnya jati dengan diameter 30-50 cm sudah termasuk besar dengan nilai ekonomis tinggi.
4. Bibit Jati di Open Area
Penyebaran dan Habitat
Penyebaran alami jati di India, Myanmar,
Thailand dan LU Myanmar. Di Indonesia, jati tersebar di Pulau Kangean,
Muna, Sumbawa dan Jawa serta Maluku dan Nusa Tenggara. Curah hujan yang
dibutuhkan tanaman jati adalah 1250-1300 mm/tahun dengan temperatur
rata-rata 22-260C. Musim kering yang dibutuhkan 3-6 bulan per tahun.
Jati tumbuh bagus pada tanah yang pH nya netral sampai asam.
Sifat Fisik
Sifat kayu jati yang masuk kelas awet
tingkat 1 dan 2, serta kelas kuat tingkat 1 banyak dimanfaatkan untuk
kusen, bantalan rel kereta api, furniture dan meubel. Daunnya
dimanfaatkan untuk bungkus nasi (nasi jamblang), tempe dan daging,
sedangkan rantingnya digunakan untuk kayu bakar dan bahan bangunan.
Bunga jati menghasilkan serbuk sari dan nektar yang baik untuk madu.
Secara konvensional pohon sebenarnya baru bisa dipanen pada umur 60
tahun dan optimal 80 tahun, tapi sejak berkembangnya pengembangan jati
secara vegetatif melalui kultur jaringan, kultur tunas dan stek pucuk
sehingga dihasilkan pohon jati berproduksi cepat (antara 10 sd 15 tahun)
dengan hasil produksi yang cukup tinggi.
Tempat Tumbuh
Walaupun jati dikenal sebagai penghasil
kayu yang kuat, tetapi jati juga memerlukan kondisi yang kondusif untuk
mendukung pertumbuhannya. Habitat tumbuh yang sesuai akan mendukung
kualitas kayu yang dihasilkan. Tanah dengan topografi relatif datar
(hutan dataran rendah) kemiringan lereng maksimal 20% dan kandungan
unsur kimia pokok yang dapat mendukung pertumbuhan jati adalah Kalsium
(Ca), Fosfor (P), Kalium (K) dan Nitrogen (N), sedangkan kapasitas bahan
organik (humus) optimum antara 1,87-5,55 yang berada dipermukaan dan
0,17-0,19% sekitar 100 cm di bawah permukaan.
Ketinggian tempat maksimal adalah 800 m dpl karena ketinggian tempat lebih dari 800 m dpl tanaman jati tidak dapat tumbuh dengan baik akibat suhu tahunan yang lebih rendah.
Curah hujan minimum untuk tanaman jati adalah 750 mm/tahun, optimum 1000-1500 mm/tahun dan maksimum 2500 mm/tahun. Walaupun demikian tanaman jati masih dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 3 750 mm/tahun. Curah hujan secara fisik dan fisiologis berpengaruh terhadap sifat gugurnya daun dan kualitas produk kayu. Di daerah dengan musim kemarau panjang tanaman jati akan menggugurkan daunnya dan biasanya lingkaran tahun yang terbentuk lebih artistik.
Suhu udara yang dibutuhkan tanaman jati untuk tumbuh baik minimum 13-170C dan maksimum 39-430C. Pada suhu optimum 22-420C, kualitas kayu jati yang dihasilkan lebih baik.
Kelembaban lingkungan optimum untuk tanaman jati sekitar 80% untuk fase vegetatif dan 60-70% pada fase generatif.
Ketinggian tempat maksimal adalah 800 m dpl karena ketinggian tempat lebih dari 800 m dpl tanaman jati tidak dapat tumbuh dengan baik akibat suhu tahunan yang lebih rendah.
Curah hujan minimum untuk tanaman jati adalah 750 mm/tahun, optimum 1000-1500 mm/tahun dan maksimum 2500 mm/tahun. Walaupun demikian tanaman jati masih dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 3 750 mm/tahun. Curah hujan secara fisik dan fisiologis berpengaruh terhadap sifat gugurnya daun dan kualitas produk kayu. Di daerah dengan musim kemarau panjang tanaman jati akan menggugurkan daunnya dan biasanya lingkaran tahun yang terbentuk lebih artistik.
Suhu udara yang dibutuhkan tanaman jati untuk tumbuh baik minimum 13-170C dan maksimum 39-430C. Pada suhu optimum 22-420C, kualitas kayu jati yang dihasilkan lebih baik.
Kelembaban lingkungan optimum untuk tanaman jati sekitar 80% untuk fase vegetatif dan 60-70% pada fase generatif.
Pohon Jati Umur 8 bulan
Pertumbuhan
Pertumbuhan banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor tumbuh seperti; kerapatan tegakan, karakteristik umur
tegakan, faktor iklim (temperatur, presipitasi, kecepatan angin dan
kelembaban udara) serta faktor tanah (ketinggian tempat, sifat fisik,
bahan kimia dan komponen mikrobiologi tanah) .
Diameter batang merupakan salah satu dimensi pohon yang paling sering digunakan sebagai parameter pertumbuhan. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi telah terpenuhi.
Diameter jati Solomon stek pucuk pada umur 5 tahun rata-rata 20-24 cm, setara dengan volume 0,25 m3 harga saat ini per m3 nya adalah Rp. 1.800.000,- sd Rp. 2.300.000,- masuk kedalam Sortimen Kayu Bundar Sedang (KBS-A2) (diameter antara 20-29 cm).
Pada umur 10 tahun rata-rata diameter 30-35 cm setara dengan volume 0,6 m3 harga saat ini Rp. 4.500.000-Rp.5.800.000,- per m3 nya. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
Pada umur 15 tahun diameter rata-rata 35-40 cm setara 0,8-1,0 m3 dengan harga saat ini Rp. 13.000.000,- per m3. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
(Catatan; harga kayu setiap tahunnya terus meningkat pada 5, 10 dan 15 tahun kemudian harga kayu meningkat diatas 100%.)
Diameter kayu dan batang bebas cabang menentukan kubikasi kayu (liat cara menghitung kubikasi kayu).
Diameter batang merupakan salah satu dimensi pohon yang paling sering digunakan sebagai parameter pertumbuhan. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi telah terpenuhi.
Diameter jati Solomon stek pucuk pada umur 5 tahun rata-rata 20-24 cm, setara dengan volume 0,25 m3 harga saat ini per m3 nya adalah Rp. 1.800.000,- sd Rp. 2.300.000,- masuk kedalam Sortimen Kayu Bundar Sedang (KBS-A2) (diameter antara 20-29 cm).
Pada umur 10 tahun rata-rata diameter 30-35 cm setara dengan volume 0,6 m3 harga saat ini Rp. 4.500.000-Rp.5.800.000,- per m3 nya. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
Pada umur 15 tahun diameter rata-rata 35-40 cm setara 0,8-1,0 m3 dengan harga saat ini Rp. 13.000.000,- per m3. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
(Catatan; harga kayu setiap tahunnya terus meningkat pada 5, 10 dan 15 tahun kemudian harga kayu meningkat diatas 100%.)
Diameter kayu dan batang bebas cabang menentukan kubikasi kayu (liat cara menghitung kubikasi kayu).
Hama da Penyakit
Hama penyerang daun
Hama yang menyerang daun biasanya serangga dan belalang yang mengakibatkan daun berlubang-lubang atau gundul. Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
a. Kumpulkan dan musnahkan kumbang sebelum menjadi uret pada awal musim hujan, antara jam 17-19. Untuk memudahkan penangkapan gunakan lampu sebagai pemikat.
b. Berikan insektisida dalam bentuk larutan atau granul (butiran) yang dicampurkan dengan tanah pada setiap lubang tanam sebelum penanaman..
Hama penyerang batang
Tanaman jati walaupun dikenal sebagai penghasil kayu yang kuat, tetapi batang jati yang sedang tumbuh tidak luput dari serangan hama penggerek batang dan hama insect yang sering menimbulkan kanker batang. Gejala penyakit kanker muncul setelah 3-4 tahun bahkan 7 tahun setelah terjadinya serangan. Gejala yang terlihat di antaranya batang membengkak dan berlubang-lubang serta warna kulit berubah menjadi coklat kehitaman dan berlendir.
Pencegahan hama ini dapat dilakukan dengan;
a. Upayakan penjarangan tanaman
b. Hindari penanaman jati di lokasi yang memiliki curah hujan diatas 2000 mm/tahun
c. Bersihkan gulma secara periodik untuk menurunkan tingkat kelembaban lahan.
d. Lakukan pemberantasan hama dengan penyemprotan insektisida sistemik.
Penyakit
Penyakit tanaman jati yang membahayakan adalah gangguan pada akar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae yang ditandai dengan daun yang menguning dan berubah menjadi coklat . Penyakit ini sulit diberantas, oleh karena itu, tanaman sebaiknya dicabut dan dibakar dalam lubang tanamnya. Sedangkan gangguan pada akar tanaman jati yang disebabkan oleh serangan jamur dapat dicegah dengan penanganan sebagai berikut;
a. Perbaiki drainase lahan persemaian/lahan penanaman agar terhindar dari genangan air.
b. Musnahkan tanaman inang penyebab penyakit.
c. Sterilkan lubang tanam dengan formalin 4% atau dengan memberikan belerang sebanyak 400 kg/ Ha ditambah kapur CaCO3 sebanyak 1.400 kg/ Ha.
Hama yang menyerang daun biasanya serangga dan belalang yang mengakibatkan daun berlubang-lubang atau gundul. Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
a. Kumpulkan dan musnahkan kumbang sebelum menjadi uret pada awal musim hujan, antara jam 17-19. Untuk memudahkan penangkapan gunakan lampu sebagai pemikat.
b. Berikan insektisida dalam bentuk larutan atau granul (butiran) yang dicampurkan dengan tanah pada setiap lubang tanam sebelum penanaman..
Hama penyerang batang
Tanaman jati walaupun dikenal sebagai penghasil kayu yang kuat, tetapi batang jati yang sedang tumbuh tidak luput dari serangan hama penggerek batang dan hama insect yang sering menimbulkan kanker batang. Gejala penyakit kanker muncul setelah 3-4 tahun bahkan 7 tahun setelah terjadinya serangan. Gejala yang terlihat di antaranya batang membengkak dan berlubang-lubang serta warna kulit berubah menjadi coklat kehitaman dan berlendir.
Pencegahan hama ini dapat dilakukan dengan;
a. Upayakan penjarangan tanaman
b. Hindari penanaman jati di lokasi yang memiliki curah hujan diatas 2000 mm/tahun
c. Bersihkan gulma secara periodik untuk menurunkan tingkat kelembaban lahan.
d. Lakukan pemberantasan hama dengan penyemprotan insektisida sistemik.
Penyakit
Penyakit tanaman jati yang membahayakan adalah gangguan pada akar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae yang ditandai dengan daun yang menguning dan berubah menjadi coklat . Penyakit ini sulit diberantas, oleh karena itu, tanaman sebaiknya dicabut dan dibakar dalam lubang tanamnya. Sedangkan gangguan pada akar tanaman jati yang disebabkan oleh serangan jamur dapat dicegah dengan penanganan sebagai berikut;
a. Perbaiki drainase lahan persemaian/lahan penanaman agar terhindar dari genangan air.
b. Musnahkan tanaman inang penyebab penyakit.
c. Sterilkan lubang tanam dengan formalin 4% atau dengan memberikan belerang sebanyak 400 kg/ Ha ditambah kapur CaCO3 sebanyak 1.400 kg/ Ha.